Gaya Bahasa dan Contohnya dalam Kalimat
No
|
Gaya Bahasa
|
Contoh dalam Kalimat
|
1
|
Antitesis
|
Sejak
dulu, Makaji tidak pernah keberatan membantu keluarga mana saja yang hendak
menggelar pesta, tak peduli tuan rumah hajatan itu orang terpandang yang
tamunya membludak atau orang biasa yang hanya sanggup menggelar syukuran
secukupnya.
|
2
|
Retorik
|
Orang
tua mana yang tak ingin berkumpul dengan anaknya di hari tua?
|
3
|
Personifikasi
|
Dan
kini, gayung tekah bersambut, sekali saja ia mengangguk, Azrial akan segera
memboyongnya ke rantau.
|
4
|
Eufisme
|
Di
Lareh Panjang, ia dijuluki tuan tanah, hampir sepertiga wilayah kampung ini
miliknya.
|
5
|
Simile(perumpamaan)
|
Ibarat
emas dan loyang perbedaan mereka.
|
6
|
Hiperbola
|
Adik-adiknya
sudah terbang hambur pula ke negeri orang.
|
7
|
Sinekdokhe
- Pars
pro toto
|
Tetapi,
pesta yang digelar dengan menyembelih tiga ekor kerbau jantan dan tujuh ekor
kambing itu tidak begitu ramai dikunjungi.
|
8
|
Klimaks
|
Bukan
karena kenduri kurang meriah, tidak pula karena pelaminan tempat
bersandingnya pasangan pengantin tak sedap dipandang mata, tetapi karena
macam-macam hidangan yang tersuguh tak menggugah selera.
|
9
|
Sarkasme
|
“Bahkan
bila ia jadi kepala desa pun, tak sudi saya punya menantu anak juru masak!”
bentak Mangkudun.
|
10
|
Alusio
|
Tetapi
tidak patut rasanya Mangkudun memandangnya dengan sebelah mata.
|
Ciri linguistik:
1.
Beberapa tahun lalu. Pesta perkawinan
Gentasari dan Rustamadji yang digelar dengan menyembelih tiga belas ekor
kambing dan berlangsung selama tiga hari, tida berjalan mulus, bahkan hampir
saja batal.
2.
“Separuh umur Ayah, sudah habis untuk
membantu setiap kenduri di kampung ini, bgaimana kalau tanggung jawab
itudibebankan pada yang lebih muda?” saran Azrial, putra sulung Makaji sewaktu
ia pulang kampung enam bulan lalu.
3.
Dua hari sebelum kenduri berlangsung,
Azrial, anak laki-laki Makaji datang dari Jakarta.
4.
Kini, juru masak itu sudah berada di
Jakarta, mungkin tak akan kembali.
Komentar
Posting Komentar